Selamat Malam
Semakin larutnya malam berbanding lurus dengan membuncahnya rasa rindu di dadaku. Menggelora, namun terbendung oleh tembok besar yang entah dibangun siapa. Pelan, tapi pasti. Rindu-rindu itu bersahut-sahutan dan membentuk sajak-sajak cinta yang diperuntukkan kepadamu.
Kala kita bergandengan
Nada minor berhamburan
Mengundang riuh insan
Mencengkram suara hati
Bergumul aroma sunyi
Nikmat sesaat nan hakiki
Terpapar jelas
Dalam cermin luas
Yang berlaku bagai saksi
Kala ku menatap dia
Ku bersimbah gelak tawa
Tenggelam pada suka cita
Atau terkepung tangis bahagia
Senyuman ada di muka
Bahagia ada di dada
Kadang terasa nyata
Kadang lewat belaka
Cermin saksi bernyanyi
Yang dilihat bukan yang dialami
Tawanya tercampur lirih
Senangnya terasa perih
Padahal membiru
Sesekali berbusa
Terbujur kaku
Tiada kuasa
Bohong jadilah kawan
Jujur adalah bersamamu
Bersahutan entah sampai kapan
Dalam bimbang tak menentu
Resmi kusampaikan
Penerima pesan tak bertuan
Selamat malam kepadaku
Pemilik pesan tak bertuan
"Biarlah aku dan kamu saling mendoakan yang terbaik. Biarlah aku dan kamu saling mendoakan yang terbaik. Dan... Biarlah aku dan kamu saling mendoakan yang terbaik. Aku rasa itu sudah lebih dari cukup, titik." (Biarlah via secure.static.tumblr.com)
Komentar
Posting Komentar