Setelah Awal
Kemampuanku untuk berimajinasi telah lama mati. Meski demikian, aku heran. Bila didekatmu imaji ini sungguh berapi-api. Menyala. Maka apa yang sebenarnya ada didalam benak ini? Engkau seorang.
Aku ingin bahagia menjadi milikmu, walaupun berarti itu menghadapkanku pada kesendirian dan kesunyian sebagai pasanganku. Asal kau bahagia, ujar orang-orang. Kini ku paham.
Mungkin disini aku sudah sampai pada kesimpulan bahwa orang baik akan menjadi selalu nomor dua. Jika demikian maka kesimpulanku benar adanya, selama ini aku baru sadar jika aku sedang dalam perjalanan untuk membatukan hatiku.
Aku rindu jatuh cinta dengan gelap, bergumul dalam sunyi, dalam diam diperdengarkan hening mutlak. Indah dan tak berujung. Terbiasa dengan hal ini membuat nikmatku menjadi hakiki, dan tiada bergantung pada seorangpun menjadi sosok ini.
Tak pelak, kesunyian yang kian lama mengikis rasa acuhku mulai membabat habis perasaan ini. Dan tanpa disadari kutelah kembali lagi menjadi sosok mistis yang bergumul dalam sendu, menikmati indahnya bidadari surga dari kejauhan, sembari hidup bersama doa-doa yang terucap demi bisa hidup bersama.
Akan kucoba berlari sejauh mungkin, sampai tiada satupun yang bisa menangkapku. Tak ada yang bisa menyakiti, ataupun menyelamatkan jiwa ini. Seorang diri. Cukuplah...
"The pain is not gonna be healed for a long time. I even doubt that it will be healed." - Angra
Komentar
Posting Komentar