Konser Indie
Pada kesempatan kali ini kudapati diriku melangkahkan
kaki menuju sebuah tempat. Sebut saja tempat
ini sebagai lokasi sebuah konser yang diisi oleh beberapa band-band Indie ternama. Hingar bingar megahnya suasana acara memelukku hangat. Betapa malam ini terasa
lebih ramai dari biasanya. Seolah aku dibuat lupa dengan apa dasar
tujuanku berada disini.
Kemudian, tak jauh dari tempatku berdiri terlihat seorang wanita manis yang muncul. Senyumnya benar-benar hangat, seolah dapat menular hanya dengan melihatnya dalam sekejap. Kau pun memisahkan diri dari ramainya kerumunan orang-orang dan menghampiriku.
Kemudian, tak jauh dari tempatku berdiri terlihat seorang wanita manis yang muncul. Senyumnya benar-benar hangat, seolah dapat menular hanya dengan melihatnya dalam sekejap. Kau pun memisahkan diri dari ramainya kerumunan orang-orang dan menghampiriku.
Aku menatapmu, kaupun demikian. Kau menyapaku, akupun
demikian. Aku tahu kau siapa, dan kaupun demikian. Terlihat bagai saling
mengisi satu sama lain. Sekilas kitalah pasangan paling akrab yang telah bersahabat
sedari masa kanak-kanak.
Padahal... Nyatanya kita pada dasarnya belum saling mengenal. Kita
berdua hanyalah sepasang insan manusia dengan tujuan sama yang berada di dalam
satu tempat.
Apakah kita dikumpulkan untuk menikmati pentas musik? Mungkinkah
kita sedang melarikan diri dari kenyataan? Ataukah kita bertemu disini demi menghidupkan
hati yang telah lama mati?
Sudahlah.
Kebimbanganku membuatku tak fokus dengan bidadari yang
berdiri tepat di depanku. Padahal disana kau tenggelam dalam menikmati suasana.
Seolah tidak ingin terlihat kaku, aku pun mencoba memainkan hapeku. Sekilas terlihat waktu yang tercantum di sudut kanan atas layar, lalu setelah berhitung-hitung muncullah angka lima belas menit di kepalaku.
Ya, kita baru lima belas menit berada di tempat ini, dan kau telah sukses untuk membuatku gelisah untuk berjam-jam kedepan. Atau mungkin saja berhari-hari kedepan.
Ya, kita baru lima belas menit berada di tempat ini, dan kau telah sukses untuk membuatku gelisah untuk berjam-jam kedepan. Atau mungkin saja berhari-hari kedepan.
Aku semakin linglung. Sedang ingin tersesat entah kemana. Maka kuputuskan
untuk tersesat didalam tatapan matamu. Dan disana pulalah kulihat senyum manis
tersipu yang mulai mengembang.
Indah.
Ternyata aku telah terpesona sejak tadi.
Sementara tubuhku tak kuasa bergerak mengikuti irama yang
muncul. Ramainya para penonton seperti para semut yang mengerumuni induk gula.
Bersorak-sorai tak henti. Sembari menikmati alunan musik yang mengalir, kita bersama-sama
menyanyi. Sungguh inilah konser yang Indie.
Dalam diriku dan dirimu bisa dijamin akan terhimpunnya informasi nada-nada semesta. Merdu, indah, dan menyejukkan sanubari hati. Kita menjadi satu dan melupakan hal-hal yang lalu. Canda tawa dan obrolan hangat seakan mengalir begitu saja pada malam ini.
Dalam diriku dan dirimu bisa dijamin akan terhimpunnya informasi nada-nada semesta. Merdu, indah, dan menyejukkan sanubari hati. Kita menjadi satu dan melupakan hal-hal yang lalu. Canda tawa dan obrolan hangat seakan mengalir begitu saja pada malam ini.
Tak banyak yang tahu jika aku bukan orang yang ahli melakukan banyak hal dalam satu waktu. Namun entah apakah kau tahu jika tepat saat ini aku sedang belajar mencintai, menyayangi, memahami, mendalami, sembari menanam rindu. Semua kulakukan dalam suatu kotak yang dinamai hati.
Jika boleh kumohon luangkan sedikit waktumu untuk menjawab, agar aku tak menjadi ragu. Perkenalkan dirimu kepadaku. Tunjukkan kalau kita memang pernah bertemu. Sementara aku tak memiliki banyak waktu. Karena bentuk cerita ini adalah sebuah kisah lampau dengan setting tahun lalu.
"Kita berdua hanyalah sepasang insan manusia dengan tujuan sama yang berada di dalam satu tempat." - Angra
Komentar
Posting Komentar